Ku bilang ceritamu tidak sama seperti kisahku. Perjalanan yang menjengkal langkah waktu muda dulu , membuat ingatanku tentang air mata dan kebahagiaan turun sendiri.
Berbahagia lah dengan waktu yang akan merubah kedudukanmu. Pelan-pelan, ingatlah dukamu ketika memilihnya menjadi sang penyempurna ibadah. Sukailah kekurangannya karena kamu pun penyempurna kelebihannya.
Kamu dan nya seperti aliran nadi dan darah dalam satu ikatan. Nafasnya adalah nafasmu, keringatnya adalah keringatmu.
Maka ku ucapkan selamat menempuh perjalanan bersamanya , membuat rumah impian sampai akhir hayat. Rawatlah dapurmu sendiri ,dan bisiki dia dengan kekuatanmu untuk selalu mengasihinya.
Caranya kamu sendiri yang tau , maka selalu lah bersamanya dalam setiap keadaan. Karena badai itu selalu ada, tapi tidak akan bisa terombang ambing bila nakhodanya tetap kamu setir dengan porsimu sebagai wanitanya.
Untukmu perempuanku dalam sekian waktu kita. Aku bahagia satu per satu dari kita sudah dewasa dalam pilihan sendiri. Hingga saat itu waktumu datang , dan biarkan sampai kelakpun kita seperti ini.
Selamat berbahagia saudariku.
0 Komentar